Pergerakan Emas pada tahun 2025 dapat dibagi menjadi dua fase utama yang didorong oleh perubahan signifikan dalam kebijakan moneter AS dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik/fiskal global.
Fase 1: Konsolidasi Bullish dan Penembusan Rekor (Q1 - Pertengahan Q2 2025)
Awal Tahun (Januari-Februari): Emas memulai tahun 2025 di sekitar level $2,600 - $2,700 per ounce, setelah pertumbuhan yang kuat di akhir 2024. Harga menunjukkan konsolidasi bullish ringan, di mana setiap penurunan dibeli kembali dengan cepat.
Penembusan Besar (Maret-April): Emas membuat lompatan besar, menembus level psikologis utama dan mencapai level $3,000 untuk pertama kalinya dalam sejarah (terjadi di awal Maret). Momentum ini didorong oleh data inflasi yang masih tinggi dan sinyal awal dari Federal Reserve (The Fed) bahwa mereka mungkin akan mulai memotong suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
Puncak Q2: Harga mencapai sekitar $3,400 - $3,500 per ounce di bulan April/Mei, mencatatkan rekor tertinggi baru, sebelum masuk ke fase koreksi atau konsolidasi yang lebih ketat.
Fase 2: Reli Agresif dan Rekor Baru (Akhir Q2 - Q3 2025)
Pemicu Dovish (Juni-Agustus): Pasar semakin yakin bahwa The Fed akan memasuki siklus pelonggaran moneter (pemotongan suku bunga) di paruh kedua tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang Emas (aset yang tidak memberikan yield), menjadikannya sangat menarik.
Dorongan Geopolitik/Fiskal (September): Emas memasuki reli yang eksplosif di bulan September. Didorong oleh melemahnya Dolar AS (Indeks DXY anjlok hampir 10% sepanjang tahun), ekspektasi pemotongan suku bunga di bulan Oktober, dan kekhawatiran akut akan risiko shutdown Pemerintahan AS di akhir bulan.
Akhir September: Harga mencapai puncaknya di sekitar $3,800 - $3,850 per ounce, mencatat kenaikan sekitar 45% secara year-to-date (YTD) dan menjadikannya salah satu aset dengan kinerja terbaik di tahun 2025.
Tiga Pendorong Utama Kenaikan Harga Emas Tahun 2025
Kenaikan harga Emas (XAU/USD) tahun 2025 didukung oleh tiga faktor fundamental yang saling berkaitan, menciptakan kondisi yang disebut "perfect storm" bagi safe-haven:
1. Pergeseran Kebijakan Moneter The Fed (Ekspektasi Rate Cuts)
The Fed Dovish: Pasar secara konsisten menaikkan ekspektasi bahwa The Fed akan memotong suku bunga acuan. Pemotongan suku bunga ini menekan yield obligasi AS (imbal hasil riil), sehingga mengurangi daya tarik Dolar AS dan aset berpendapatan tetap lainnya.
Dampak pada Emas: Karena Emas adalah aset yang tidak memberikan bunga (non-yielding), lingkungan suku bunga yang lebih rendah secara signifikan mengurangi biaya peluang untuk memegang Emas. Ini mendorong investor dan dana institusional untuk mengalihkan modal mereka ke Emas.
2. Permintaan Institusional yang Kuat dari Bank Sentral (De-Dolarisasi)
Pembelian Rekor: Bank-bank sentral global, terutama dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan negara-negara Timur Tengah, melanjutkan tren pembelian Emas secara besar-besaran (diperkirakan mencapai lebih dari 900 ton di tahun 2025).
Tujuan: Pembelian ini bersifat struktural dan didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi cadangan devisa mereka dan mengurangi ketergantungan pada Dolar AS, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan kekhawatiran tentang utang fiskal AS yang terus membengkak.
3. Ketidakpastian Geopolitik dan Risiko Fiskal AS
Peran Safe-Haven: Emas secara historis selalu unggul sebagai aset safe-haven di masa ketidakpastian. Di tahun 2025, faktor-faktor ini meliputi:
Konflik Regional: Ketegangan yang berlanjut di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Risiko Fiskal AS: Kekhawatiran yang meningkat tentang defisit anggaran AS dan perdebatan politik (termasuk ancaman shutdown pemerintah) telah mengikis kepercayaan terhadap Dolar AS dan obligasi Treasury.
Perang Dagang/Tarif: Fokus Presiden Trump pada tarif baru meningkatkan ketidakpastian perdagangan global, mendorong investor mencari perlindungan di Emas.
Ilustrasi Visual: Pergerakan Harga Emas di Tahun 2025
Grafik di bawah ini menunjukkan pergerakan Emas (XAU/USD) secara mingguan (Weekly) sepanjang tahun 2025, dengan sorotan pada level-level harga penting dan zona teknikal yang menjadi kunci momentum bullish.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar